ternyata bawang merah dimanfaatkan sebagai obat tradisional di berbagai penjuru dunia. “Masyarakat Eropa menggunakan bawang merah sebagai obat batuk, cacingan, disentri, serta membersihkan darah. Obat homeopati bawang merah Eropa (Allium cepa) bahkan termasuk salah satu ramuan yang terbukti efektif dalam mengatasi rhinitis alergi dan hay fever
Kalangan herbalis dan dokter praktisi herba medis pun turut mengamini eksistensinya. Bawang merah kerap disarankan untuk pasien yang mengidap kolesterol tinggi, diabetes, atau gangguan jantung. Barangkali, itu karena manfaat bawang merah juga sudah diteliti secara ilmiah. Penelitian menunjukkan bawang merah kaya minyak asiri, enzim allinase, fitosterol,senyawa aliin, pektin, saponin, quersetin, sulfur organik, dan vitamin.
Studi yang dilakukan oleh Alia Mustika Nur, dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor (IPB), menunjukkan, umbi tanaman dari famili Iridaceae tersebut mengandung senyawa naphtokuinones dan turunannya seperti elecanacine, eleutherine, eleutherol, dan eleuthernone. Naphtokuinones merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan, antijamur, antimikroba, serta antikanker. Beberapa penelitian yang lain juga mencatat efek bawang merah sebagai antibiotik, antivirus, antibakteri, antiradang, dan antidiabetes.
Banyak ahli menilai, kandungan dan manfaat bawang merah hampir sama dengan bawang putih, bawang bombay, dan keluarga bawang yang lain. Bedanya, bawang merah kaya antosianin, senyawa pewarna alami yang memberi warna merah pada bagian umbi dan berperan menetralkan radikal bebas.
Menurut Tjok Gde, untuk mencegah penyakit, mengonsumsi bawang merah sebagai bahan makanan dan bumbu sudah cukup berkhasiat. Namun apabila kita mengidap suatu penyakit seperti hipertensi, diabetes, gangguan jantung, atau kanker, akan lebih baik jika bawang merah dikonsumsi dalam bentuk ramuan khusus