Kecelakaan kereta Commuter Line dengan truk tangki bermuatan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan mengingatkan kita akan tragedi Bintaro 1987 silam.
Kecelakaan terjadi pada Senin 19 Oktober 1987 silam. Kereta dengan jalur pemberangkatan Rangkasbitung bertabrakan dengan kereta yang berangkat dari Stasiun Tanah Abang. Tercatat 156 penumpang tewas dengan tragis, dan sekira 300 orang luka-luka.
Kecelakaan ini tercatat sebagai salah satu musibah paling buruk dalam sejarah transportasi Indonesia, khususnya perkeretaapian. Peristiwa ini juga sempat menyita perhatian publik internasional.
Meski jumlah korban tidak sebanyak tragedi 26 tahun silam itu, peristiwa kecelakaan kereta tragis kembali terjadi di wilayah Bintaro. Nahasnya, kedua tragedi Bintaro ini terjadi di hari yang sama, yakni Senin.
Pada kecelakaan kali ini, Commuter Line menabrak truk tangki Pertamina yang berada di tengah perlintasan kereta. Tabrakan ini mengakibatkan ledakan beberapa kali. Gerbong depan Commuter yang dikhususkan untuk wanita terguling dan terbakar.
Tragedi Bintaro 2 ini memakan korban jiwa sebanyak enam orang. Mereka adalah masinis Kereta Api (KA) 1131 Darman Prastyo, teknisi PT KAI Sofyan Hadi, asisten masinis Agus Suroto. Sedangkan tiga orang penumpang yaitu Rosa Kesauliya (73), Yuni (16) dan Betty Ariyani (56).
Betty merupakan pasien dengan luka bakar yang sangat serius, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Selain menelan enam korban jiwa, puluhan orang mengalami luka-luka.
Hingga kini pihak-pihak terkait masih melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan tragis in
dikutip dari: sindo news