tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Sragen, meninggal dunia di Malaysia.
Jenazah Sutarwi tiba di rumah duka. Sutarwi telah pergi dari rumah (merantau) lebih kurang selama 18 tahun.Saat pergi dia meninggalkan seorang anak (bayi) yang baru berujur sekitar 35 hari. Alasan Sutarwi pergi yakni untuk mencari suaminya. Selama merantau Sutarwi belum pernah pulang.
Sukir (warga Kebonromo), mengaku belum pernah mendengar kabar kepulangan Sutarwi. “Setahu saya memang belum pernah pulang sejak berangkat merantau,” tutur dia.
Sementara keluarga Sutarwi mengaku menerima kabar meninggalnya anggota keluarga mereka pada Sabtu (18/5/2014). Ayah Sutarwi yaitu Sunaryo menuturkan anaknya pergi sekitar 18 tahun lalu
Selain tidak pernah pulang, menurut dia, Sutarwi juga tidak pernah memberikan kabar kepada keluarga. Sebelum bekerja di Malaysia, Sutarwi diketahui keluarga sempat bekerja di Batam.
Sutarwi meninggalkan anak perempuan semata wayang yang kini telah lulus sekolah menengah kejuruan (SMK) bernama Suprihatin, 18. Mirisnya, Suprihatin belum pernah bertemu ibundanya.
Sejak ditinggal ibundanya, Suprihatin kecil dirawat dan dibesarkan oleh kakek dan neneknya. Informasi yang diperoleh Espos, Suprihatin menangis histeris saat jenazah ibundanya tiba di rumah.
Perempuan berkerudung tersebut dipapah beberapa anggota keluarganya saat melihat jenazah ibundanya di peti jenazah. Suprihatin sempat menaburkan bunga di jenazah ibundanya.
Pada Kamis siang jenazah Sutarwi dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat. Kasi Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri Disnakertrans Sragen, Suyono, mengonfirmasi informasi tersebut.
Dia menjelaskan keberangkatan Sutarwi ke Malaysia tidak terdata di Disnakertrans Sragen lantaran yang bersangkutan bertolak dari luar Bumi Sukowati. “Kabarnya merantau sudah 18 tahun. Tapi untuk yang di Malaysia-nya tidak tahu berapa tahun,” terang dia.
Terkait kondisi tersebut, Pemkab Sragen memberikan santunan kepada keluarga Sutarwi sebesar Rp1 juta